Intel berhasil membuat efisiensi induksi
resonansi menjadi tinggi. Men-charge laptop tinggal taruh di atas meja.
Justin Rattner, Direktur Bidang Teknologi di
Intel Corporation, mendemonstrasikan bagaimana listrik bisa dikirim tanpa
menggunakan kabel. Rattner melakukannya dalam "Intel Developer Forum"
di San Francisco, California, Amerika Serikat, Kamis lalu.
Rattner mengusung teknologi yang dikenal
dengan Wireless Resonant Energy Link (WREL), sebuah riset Intel yang meneruskan
apa yang sudah dicetuskan tim ahli fisika di Massachusetts Institute of
Technology, Amerika Serikat. Dalam demonya itu, Rattner memamerkan bagaimana
sebuah lampu berdaya 60 watt dapat dinyalakan tanpa sakelar dan tentu saja
jaringan kabelnya.
Ia mendirikan dua kumparan kawat di atas sebuah
meja yang satu sama lain terpisah sejauh hampir satu meter. Satu lingkaran
kawat memiliki bola lampu di ujungnya, sedangkan kawat kedua berperan semacam
antena yang terhubung dengan sumber arus listrik. Ketika sumber arus
dihidupkan, lampu itu menyala begitu saja. Ketika digeser menjauhi antena,
lampu tersebut padam.
Itu bukan sulap, juga bukan sihir. WREL hanya
bersandar pada prinsip resonator, prinsip yang sama dengan yang berlaku ketika
suara seorang penyanyi mampu membuat meretakkan kaca gelas. Dalam hal ini, pita
suara penyanyi itu berfungsi sebagai pemancar atau resonator, sedangkan gelas
ataupun lingkaran kawat pada lampu berperan sebagai penerima yang menyerap
frekuensi pancaran resonator yang sama dengan miliknya.
Adalah fisikawan MIT, Marin Soljacic, yang
menemukan fenomena induksi resonansi frekuensi itu lalu mempublikasikannya
lewat jurnal Science setahun lalu. Soljacic menangkap fenomena yang diberinya
nama WiTricity itu pada tengah malam ketika tidurnya terganggu untuk kesekian
kalinya oleh "raungan" baterai ponsel milik sang istri yang minta
diisi ulang.
"Setiap pukul 02.00 ia akan berbunyi
keras sekali sampai saya akhirnya berpikir bisakah ponsel itu mengurus dirinya
dengan mengisi ulang energi baterainya sendiri?" tutur Soljacic.
Sebenarnya, ada banyak cara yang bisa
digunakan Soljacic untuk menuangkan ide aliran listrik tanpa kabel itu. Tapi
semuanya dirasa tidak efektif. Gelombang radio, misalnya, memang bisa
memindahkan energi tingkat rendah, tapi arahnya omni alias tersebar ke segala arah.
Laser juga begitu. Jenis gelombang ini cocok
untuk transfer energi yang besar, namun terlalu berbahaya untuk diaplikasikan
dalam rumah.
Lewat bantuan medan magnet, Soljacic dan
timnya bisa membuktikan bahwa sebuah bola lampu 60 watt bisa dihidupkan hanya
dengan bantuan kumparan kawat. Lampu bahkan tetap menyala ketika sebilah papan
menghalanginya dari kumparan kawat yang berperan sebagai resonator. Tapi,
efisiensi transmisi yang dibangkitkan Soljacic dan kawan-kawannya di MIT masih
40-50 persen.
Kamis lalu, Rattner dan Intel mengumumkan
bahwa efisiensi itu sudah meningkat menjadi 75 persen. Dengan efisiensi yang
tergolong tinggi itu dan kemampuan menghidupkan bohlam lampu yang sejatinya
lebih lapar energi daripada laptop pada umumnya, sebuah dunia tanpa kabel sudah
bisa dibayangkan.
Sejauh ini Intel--raksasa pembuat chip yang
berbasis di Santa Clara--sudah mulai menyiasati agar medan elektromagnetik
nantinya tidak merusak komponen lain di komputer. Bahkan, teknologi ini nanti
bisa menjadi satu paket di permukaan meja di rumah dan kantor-kantor.
"Bukan cuma lampu dan laptop, semua
peralatan yang menggunakan baterai tinggal Anda letakkan di sana dan mereka
akan menyerap energi listrik sendiri," tutur Rattner.
Aplikasinya malah bisa "tumpah"
hingga ke jalan tol yang bisa terus men-charge baterai mobil listrik, atau
menyusup ke dalam organ manusia dengan membebaskan alat-alat pemacu jantung
dari kebutuhan baterai yang baru. Paling tidak, tidur Soljacic dan istrinya
tidak akan terganggu lagi di setiap malam.
Tapi, tunggu dulu, semua itu mungkin masih
terlalu jauh. Josh Smith, anggota tim peneliti di Intel, menyatakan bahwa
pengembangan sebuah sistem wireless energy port itu masih sangat awal.
"Masih butuh banyak riset sebelum bisa memasarkannya," kata dia.
(lihat boks: Trik Agar Listrik Melompat). Mengenai prospek ini, Rattner bahkan
sempat menyebut tahun 2050.
"Saat itu, Anda baru bisa memotong kabel
terakhir setelah kita sudah memiliki e-mail dan Internet nirkabel yang sangat
menyenangkan," Smith menambahkan. AFP/NYTIMES/WURAGIL/KURNIAWAN (SAN
FRANSISCO)
Listrik Melompat (Aman dan Efisien)
Setahun lalu, peneliti di Massachusetts
Institute of Technology, Amerika Serikat, sukses menguji sebuah sistem transfer
listrik tanpa menggunakan jaringan kabel. Karena tidak lagi merambati kabel
tembaga, arus listrik itu jadi seperti melompat secara ajaib.
Kamis lalu, Intel menunjukkan bahwa sistem itu
bisa dipertajam lagi lewat daya jangkau resonansi dan efisiensi penyerapan
energinya. "Trik listrik tanpa kabel ini bukan sekadar apakah Anda bisa
membuatnya. Ini adalah soal apakah Anda dapat membuatnya aman dan
efisien," kata Josh Smith, peneliti di Intel.
Intel semakin membuka jalan WREL--atau
WiTrinity versi MIT-untuk bisa digunakan di bandara-bandara atau gedung umum.
Teknologi yang sama juga bisa ditanam dalam komponen komputer seperti monitor
yang memungkinkan memancarkan listrik untuk digunakan oleh gadget yang lain di
sisi monitor itu.
"Awalnya, teknologi ini bisa
mengeliminasi charger, tapi ternyata bisa mengeliminasi baterainya
sekalian," tutur Rob Enderle, analis di Enderle Group. "Dunia bisa
berubah." GRAPHICNEWS
Menunggu Keset Intel
Sistem wireless power secara umum adalah
"menembakkan" arus listrik dari unit pemancar ke penerima (receiver).
Sistem ini bukanlah baru. Di awal abad ke-20, inventor Nikola Tesla sudah
mencobanya, tapi eksperimen-eksperimennya keburu terhenti karena kehabisan
modal.
Sistem isi ulang baterai secara magnetik saat
ini bahkan sudah digunakan dalam beberapa perlengkapan konsumen seperti sikat
gigi listrik. Tapi, kelemahannya, unit receiver-nya masih terpaku di satu
tempat saja.
Intel sebenarnya sudah berhasil membuat arus
listrik itu melompat lebih jauh sehingga sistem yang sudah ada saat ini menjadi
lebih menyenangkan. Tapi, Intel menyatakan risetnya itu belum selesai,
setidaknya sampai 2050 nanti. Meski bisa dimanfaatkan untuk berbagai perangkat,
Intel juga memilih fokus dulu untuk sebuah charger baterai laptop.
Khusus untuk produk ini, sudah ada beberapa
perusahaan yang memproduksi "keset nirkabel" yang berukuran sekitar
20 x 20 sentimeter. Tapi, masalahnya, dari semua keset itu, tidak ada satu pun
yang sukses di pasar karena semuanya membutuhkan modul tambahan dari logam atau
lainnya yang disesuaikan untuk setiap komponen agar bisa menerima arus listrik.
WildCharge, sebuah perusahaan yang berbasis di
Colorado, misalnya, harus merilis backplate khusus, masing-masing untuk
Motorola RAZR, iPod Nano, dan Blackberry. Selain itu, ada pula Fulton
Innovation, perusahaan lainnya di Amerika Serikat, yang mengincar pasar tatakan
khusus di dasbor yang bisa menggenggam telepon seluler sekaligus mengisi ulang
baterainya.
Sumber : Koran Tempo (25 Agustus 2008)
Diakses http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?artikel&1226276686
0 komentar:
Posting Komentar