Terkadang ada saja masalah yang datang menyapa kita. tidak hanya sekedar menyapa, kadang pula masalah-masalah itu menghantam kita bak gelombang pantai yang memecah riak. Namun semua itu tidak untuk disedihkan atau dibuat pusing. Semua masalah pasti ada ujungnya, seperti gelombang transversal yang pasti mempunyai ujung terikat, yang dimana itu menandakan telah berhentinya masalah yang kita hadapi. putus asa? iya, mungkin pernah diri kita berputus asa. karena kita hanyalah manusia yang lemah jika tanpa bantuan-Nya. namun betapa manusia tahu bahwasanya Allah tidak akan menguji hambanya di luar batas kemampuannya. justru seharusnya kita bangga, bahwasanya kita adalah salah satu hamba pilihan Allah yang dipilih untuk dinaikkan derajat di sisi-Nya. berdoa serta berusaha adalah jalan yang harus manusia tempuh. coba sekarang kita analogikan, pernahkah daun membenci angin? yang meniupkannya sesuka hati, tanpa arah yang jelas. begitu juga kita. kita ibarat daun yang diterpa angin cobaan untuk mengukur sejauh mana kemampuan kita dalam menghadapi. seperti halnya air sungai yang mengalir tenang tanpa melawan arus. seharusnya kita belajar dari daun yang tak pernah membenci angin. dan percaya bahwa kesabaran akan membuahkan sesuatu yang manis dan akan bahagia di akhir. percayalah setelah hujan turun, 'kan datang pelangi keindahan.
Innallaaha ma'ashshaabiriin... :)
Kamis, 23 Oktober 2014
23.03
Sabtu, 18 Oktober 2014
20.19
Syair Imam Syafi'i
Orang Berilmu dan beradab tidak akan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang
Jumat, 17 Oktober 2014
00.36
Keajaiban bersyukur
Hal apapun akan terasa indah bagi orang- orang yang bersyukur. Lihatlah betapa keajaiban selalu melingkupi kehidupan orang-orang yang penuh syukur dan tidak lupa melihat kebawah, dalam menyikapi sebuah masalah yang datang dalam hidupnya.
Tidak seperti air yang beriak, dia tidak mudah berteriak, marah ataupun menggerutu dengan apapun yang datang kepadanya, kecuali malah dipersilahkannya mendidik dirinya agar menjadi lebih indah.
Langganan:
Postingan (Atom)