Senin, 07 September 2015
18.51
Faktor-Faktor Penyebab Korupsi
Zaara Hikma
No comments
1. Iman Yang Tidak Kuat (Iman yang lemah)
Orang-orang yang memiliki kelemahan iman, sangat mudah sekali untuk melakukan tindakan kejahatan seperti korupsi contohnya. Apabila iman orang tersebut kuat, mereka tidak akan melakukan tindakan korups ini. Banyak sekali alasan yang diberikan oleh penindak korupsi ini.
2. Lemahnya penegakan hukum
Lemahnya dan tidak tegasnya penegakan hukum merupakan faktor berkembangnya tindakan korupsi. Penegakan hukum yang lemah ini dapat menghindarkan para pelaku korupsi dari sanksi-sanksi hukum.
3. Kurangnya Sosialisasi dan Penyuluhan kepada Masyarakat
Hal ini dapat menyebabkan masyarakat tidak tahu tentang mengenai bentuk-bentuk tindakan korupsi, ketentuan dan juga sanksi hukumnya, dan juga cara menghindarinya. Akibatnya, banyak sekali diantara mereka yang menganggap "biasa" terhadap tindakan korupsi, bahkan merekapun juga akan melakukan hal tersebut.
4. Desakan Kebutuhan Ekonomi
Dengan keadaan ekonomi yang sulit, semua serba sulit, berbagai tindakan pun akan dilakukan oleh seseorang, guna untuk mempermudah kebutuhan ekonomi seseorang, salahsatunya adalah dengan melakukan tindakan korupsi.
5. Pengaruh Lingkungan
Lingkungan yang baik akan berdampak baik juga bagi orang yang berada dilingkungan tersebut, tetapi bagaimana jika di lingkungan tersebut penuh dengan tindakan korupsi dan lain-lain. Maka orang tersebut juga akan terpengaruh dengan tindakan kriminal, contohnya korupsi.
Mungkin cukup sampai disini, apabila ada tambahan, bisa anda tambahkan dikolom komentar, jika anda merasa cukup dengan ini, saya sangat bersyukur sekali bisa membantu anda, terima kasih telah berkunjung diblog ini, semoga bermanfaat.
sumber: http://multiajaib.blogspot.com/2014/10/faktor-penyebab-tindakan-korupsi.html
18.36
6 Penerapan Teori Relativitas Einstein Dalam Kehidupan Sehari-sehari
Zaara Hikma
No comments
Einstein
dikenal sebagai salah satu manusia tercerdas dengan kemampuannya dalam
bidang fisika. Teori Relativitasnya menjadi bagian dari teori abad 20
yang paling populer dan masih terus berkembang hingga saat ini serta
masih menjadi misteri.
Jika kita mengingat kembali film Interstellar yang tayang bulan November lalu, mungkin kita bisa melihat sedikit gambaran serta teori mengenai relativitas mulai dari lubang hitam, waktu yang relatif, hingga kaitannya dengan dimensi.
Tak perlu pergi keluar angkasa, seperti yang diceritakan film tersebut untuk mengalami bagaimana relativitas Einstein terjadi, karena pada hakikatnya teori relativitas itu sendiri telah kita alami dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin belum disadari karena hanya sebagain kecil yang memahaminya.
Teori Relativitas dirumuskan Einstein pada tahun 1905, dengan asumsi bahwa hukum-hukum fisika berlaku sama dimanapun berada. Teori ini menjelaskan perilaku objek dalam ruang dan waktu, dan dapat digunakan untuk memprediksi banyak hal, mulai dari keberadaan lubang hitam, cahaya lentur karena gravitasi, serta perilaku planet Merkurius terhadap orbitnya.
Teorinya tampak sederhana, namun sangat rumit. Teori pertama menyebutkan bahwa tidak ada kerangka acuan “mutlak”. Saat mengukur kecepatan objek, momentum atau bagaimana kita mengalami waktu selalu ada kaitannya dengan yang lain. Kedua, Einstein mengatakan bahwa kecapatan selalu sama, tidak peduli siapa yang mengukur dan seberapa cepat ia mengukurnya. Ketiga tidak ada yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, bukti besarnya terjadi saat cahaya matahari menerangi bumi.
Implikasi teori Einstein yang paling terkenal adalah mengenai dilatasi waktu. Yang berarti bahwa jika kecepatan cahaya selalu sama, maka pesawat ruang angkasa astronot harus bergerak sangat cepat relatif terhadap bumi. Hal ini menurut pengamat di bumi waktu astronot melambat. Sehingga disebut fenomena dilatasi waktu, dimana waktu untuk astronot diruang angkasa lebih awet muda dibandingkan dengan waktu pengamat di bumi. Selain itu pesawat astronot akan lebih terlihat memanjang, yang disebut kontraksi panjang.
Tak mungkin kita berlari untuk mengejar kecepatan cahaya dalam upaya membuktikannya. Sadar atau tidak disadari teknologi canggih saat ini, telah memperlihatkan kepada kita bahwa efek relativitas telah kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus membuktikan bahwa Einstein benar mengenai teorinya.
GPS nampaknya sudah tak asing lagi bagi pengguna smartphone.
Penggunaanya bisa ditemukan pada beragam aplikasi, mulai dari facebook,
twitter hingga yang paling populer foursquare dan Google Maps.
Tak hanya itu, kendaraan seperti mobil dan pesawat menggunakan GPS untuk mengetahui jalur navigasi secara akurat. Satelit sebagai pusat informasi GPS menggunakan relativitas sebagai dasar teorinya. Meskipun satelit tidak bisa mengikuti kecepatan cahaya, namun ia sangat cepat dalam teknologi yang diciptakan manusia untuk memberikan sinyal ke stasiun di bumi.
Stasiun di bumi termasuk GPS akan mengalami percepatan yang lebih tinggi, karena pengaruh gravitasi dari satelit di orbit. Agar akurat satelit menggunakan jam yang memiliki keakuratan tinggi dengan hitungan miliar detik (nanodetik). Karena setiap satelit berada pada ketinggian 12.600 mil (20.300) km diatas bumi, bergerak sekitar 6000 mil perjam atau setara 10.000 km/jam, terdapat dilatasi waktu relativistik pada jam sekitar 4 mikrodetik setiap harinya. Ditambah dengan efek gravitasi menjadi sekitar 7 mikrodetik atau 7000 nanodetik.
Perbedaan yang sangat nyata pada hitungan waktu tersebut. Jika saja tidak ada teori efek relativistik, maka unit GPS yang memberitahukan kita bahwa jarak setengah mil atau 0,8 km, dihari berikutnya akan berjarak 8 km atau 5 mil.
2. Medan Magnet
Magnet juga merupakan efek relativistik. Jika kita menggunakan listrik, patut berterima kasih pada relativitas bahwasanya generator listrik dapat berfungsi dengan baik. Saat mengambil loop kawat dan digerakan melewatkannya pada medan magnet maka akan dihasilkan arus listrik. Partikel bermuatan dalam kawat dipengaruhi oleh perubahan medan magnet, yang memaksa beberapa dari medan magnet untuk bergerak dan menciptakan arus listrik.
Tapi saat ini, pada saat kawat beristirahat diam pada medan magnet,
ternyata arus listrik masih tetap terjadi. Seharusnya disaat diam, medan
magnet tak lagi mempengaruhi kawat dan tidak terjadi arus listrik. Hal
tersebut membuktikan bahwa tidak ada kerangka acuan mutlak atau
istimewa.
Thomas Moore, seorang profesor fisika di Pomona College di Claremont, California, menggunakan prinsip relativitas untuk menunjukkan mengapa hukum Faraday, yang menyatakan bahwa Medan magnet berubah menciptakan arus listrik, adalah benar.
Moore mengatakan bahwa “karena ini adalah inti prinsip dibalik transformator dan generator listrik, siapa saja yang menggunakan listrik akan mengalami efek relativitas”.
Elektromagnetik bekerja melalui relativitas. Ketika arus searah (DC) dari muatan listrik mengalir melalui kawat, elektron hanyut melalui materi. Biasanya kawat akan terlihat bermuatan netral, dengan tidak ada muatan positif atau negatif yang bersih. Sebagai konsekuensi memiliki jumlah yang sama antara (muatan positif) proton dan elektron (muatan negatif ). Namun, jika kita menaruh kabel lain di sampingnya dengan arus DC, maka kabel menarik atau menolak satu sama lain, tergantung pada arah geraknya.
Dengan asumsi arus bergerak ke arah yang sama, elektron dalam kawat pertama melihat elektron dalam kawat kedua sebagai benda bergerak. (Dengan asumsi arus sekitar dengan kekuatan yang sama). Sementara itu, dari sudut pandang elektron, proton di kawat kedua terlihat seperti bergerak. Karena kontraksi relativistik panjang, mereka tampaknya menjadi lebih berdekatan, sehingga ada tambahan muatan lebih positif per panjang kawat dari muatan negatif. Saat muatan menolak, kabel kedua juga menolak.
Arus berlawanan arah menghasilkan daya tarik, karena dari kawat pertama, elektron dalam kawat lain bergerak bersama-sama, membuat muatan negatif bersih. Sementara itu, oleh proton dalam kawat pertama menciptakan muatan positif bersih, dan sebaliknya.
3. Emas
Kebanyakan logam mengkilap karena elektron dalam atom melompat dari tingkat energi atau “orbital” yang berbeda. Beberapa foton (partikel cahaya) yang mengenai logam bisa diserap dan dipancarkan kembali, meskipun pada panjang gelombang yang lebih panjang. Kebanyakan merupakan cahaya tampak.
Emas adalah atom berat, sehingga elektron bergerak cukup cepat
membuat peningkatan massa relativistik signifikan, serta mengalami
kontraksi panjang. Akibatnya, elektron berputar di sekitar inti dalam
jalur yang lebih pendek, dengan momentum lebih. Elektron dalam orbital
membawa energi yang lebih dekat dengan energi elektron terluar, dan
panjang gelombang yang bisa diserap dan dipantulkan lebih panjang.
Panjang gelombang cahaya menunjukkan bahwa beberapa cahaya tampak yang biasanya hanya akan tercermin akan diserap, dan termasuk cahaya diujung spektrum yaitu biru. Cahaya putih adalah campuran dari semua warna pelangi, tetapi dalam kasus emas, ketika cahaya akan diserap dan dipancarkan kembali panjang gelombang biasanya lebih lama. Itu berarti campuran gelombang cahaya yang kita lihat cenderung memiliki lebih sedikit biru dan ungu di dalamnya. Hal ini membuat emas tampak kekuningan karena cahaya kuning, oranye dan merah yang merupakan cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang dari biru.
Efek relativistik pada elektron emas juga merupakan salah satu alasan bahwa logam tidak menimbulkan korosi atau bereaksi dengan apa pun dengan mudah.
Emas hanya memiliki satuelektrondi kulit terluarnya, tetapimasihtidakreaktifpada kalsiumataulithium. Sebaliknya,elektron dalamemas, menjadi”berat” dari yang seharusnya, semuanya karenalebih dekat keinti atom. Iniberartibahwaelektronterluartidak mungkinberada ditempatdi mana ia dapatbereaksi dengan sesuatu. Hal itumemungkinkan untukberada di antarasesamaelektronyang dekat denganinti.
Mirip dengan emas, merkuri juga merupakan atom berat, dengan elektron
dekat pada inti karena peningkatan massa dan kecepatannya. Pada
merkuri, ikatan antara atom lemah, sehingga merkuri meleleh pada suhu
yang lebih rendah dan biasanya cair ketika kita melihatnya.
Setiap elektron membuat pixel menyala ketika
menyentuh belakang layar. Elektron ditembakkan untuk memunculkan gambar
bergerak sampai dengan 30 persen kecepatan cahaya. Efek relativistik
terlihat jelas dalam hal ini, ketika berhubungan dengan magnet harus
memperhitungkan segala efek-efeknya.
Supernova ada karena efek relativistik mengatasi efek kuantum
dalam inti bintang cukup besar, yang memungkinkan tiba-tiba meledak
karena beratnya sendiri sampai menjadi bintang neutron yang jauh lebih
kecil dan lebih keras,” kata Moore.
Dalam sebuah supernova, lapisan luar dari runtuhnya bintang turun ke inti, dan menciptakan ledakan raksasa menciptakan unsur yang lebih berat dari besi. Bahkan, hampir semua elemen berat kita kenal terdapat dalam supernova.
“Jika relativitas tidak ada, bahkan bintang-bintang yang paling besar akan mengakhiri hidup mereka sebagai bintang kerdil putih, tidak pernah meledak, dan kami tidak akan ada untuk berpikir tentang hal itu.” Kata Moore.
sumber: http://4muda.com/6-penerapan-teori-relativitas-einstein-dalam-kehidupan-sehari-hari/
Jika kita mengingat kembali film Interstellar yang tayang bulan November lalu, mungkin kita bisa melihat sedikit gambaran serta teori mengenai relativitas mulai dari lubang hitam, waktu yang relatif, hingga kaitannya dengan dimensi.
Tak perlu pergi keluar angkasa, seperti yang diceritakan film tersebut untuk mengalami bagaimana relativitas Einstein terjadi, karena pada hakikatnya teori relativitas itu sendiri telah kita alami dalam kehidupan sehari-hari yang mungkin belum disadari karena hanya sebagain kecil yang memahaminya.
Teori Relativitas dirumuskan Einstein pada tahun 1905, dengan asumsi bahwa hukum-hukum fisika berlaku sama dimanapun berada. Teori ini menjelaskan perilaku objek dalam ruang dan waktu, dan dapat digunakan untuk memprediksi banyak hal, mulai dari keberadaan lubang hitam, cahaya lentur karena gravitasi, serta perilaku planet Merkurius terhadap orbitnya.
Teorinya tampak sederhana, namun sangat rumit. Teori pertama menyebutkan bahwa tidak ada kerangka acuan “mutlak”. Saat mengukur kecepatan objek, momentum atau bagaimana kita mengalami waktu selalu ada kaitannya dengan yang lain. Kedua, Einstein mengatakan bahwa kecapatan selalu sama, tidak peduli siapa yang mengukur dan seberapa cepat ia mengukurnya. Ketiga tidak ada yang lebih cepat dari kecepatan cahaya, bukti besarnya terjadi saat cahaya matahari menerangi bumi.
Implikasi teori Einstein yang paling terkenal adalah mengenai dilatasi waktu. Yang berarti bahwa jika kecepatan cahaya selalu sama, maka pesawat ruang angkasa astronot harus bergerak sangat cepat relatif terhadap bumi. Hal ini menurut pengamat di bumi waktu astronot melambat. Sehingga disebut fenomena dilatasi waktu, dimana waktu untuk astronot diruang angkasa lebih awet muda dibandingkan dengan waktu pengamat di bumi. Selain itu pesawat astronot akan lebih terlihat memanjang, yang disebut kontraksi panjang.
Tak mungkin kita berlari untuk mengejar kecepatan cahaya dalam upaya membuktikannya. Sadar atau tidak disadari teknologi canggih saat ini, telah memperlihatkan kepada kita bahwa efek relativitas telah kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari, sekaligus membuktikan bahwa Einstein benar mengenai teorinya.
Berikut merupakan 6 (Enam) hal yang memperlihatkan teori relativitas dalam kegiatan manusia sehari-hari di muka bumi:
1. GPS (Global Positioning System)

pencitraan lokasi oleh GPS, gambar: mnn.com
Tak hanya itu, kendaraan seperti mobil dan pesawat menggunakan GPS untuk mengetahui jalur navigasi secara akurat. Satelit sebagai pusat informasi GPS menggunakan relativitas sebagai dasar teorinya. Meskipun satelit tidak bisa mengikuti kecepatan cahaya, namun ia sangat cepat dalam teknologi yang diciptakan manusia untuk memberikan sinyal ke stasiun di bumi.
Stasiun di bumi termasuk GPS akan mengalami percepatan yang lebih tinggi, karena pengaruh gravitasi dari satelit di orbit. Agar akurat satelit menggunakan jam yang memiliki keakuratan tinggi dengan hitungan miliar detik (nanodetik). Karena setiap satelit berada pada ketinggian 12.600 mil (20.300) km diatas bumi, bergerak sekitar 6000 mil perjam atau setara 10.000 km/jam, terdapat dilatasi waktu relativistik pada jam sekitar 4 mikrodetik setiap harinya. Ditambah dengan efek gravitasi menjadi sekitar 7 mikrodetik atau 7000 nanodetik.
Perbedaan yang sangat nyata pada hitungan waktu tersebut. Jika saja tidak ada teori efek relativistik, maka unit GPS yang memberitahukan kita bahwa jarak setengah mil atau 0,8 km, dihari berikutnya akan berjarak 8 km atau 5 mil.
2. Medan Magnet
Magnet juga merupakan efek relativistik. Jika kita menggunakan listrik, patut berterima kasih pada relativitas bahwasanya generator listrik dapat berfungsi dengan baik. Saat mengambil loop kawat dan digerakan melewatkannya pada medan magnet maka akan dihasilkan arus listrik. Partikel bermuatan dalam kawat dipengaruhi oleh perubahan medan magnet, yang memaksa beberapa dari medan magnet untuk bergerak dan menciptakan arus listrik.

lilitan kawat disekitar medan magnet
Thomas Moore, seorang profesor fisika di Pomona College di Claremont, California, menggunakan prinsip relativitas untuk menunjukkan mengapa hukum Faraday, yang menyatakan bahwa Medan magnet berubah menciptakan arus listrik, adalah benar.
Moore mengatakan bahwa “karena ini adalah inti prinsip dibalik transformator dan generator listrik, siapa saja yang menggunakan listrik akan mengalami efek relativitas”.
Elektromagnetik bekerja melalui relativitas. Ketika arus searah (DC) dari muatan listrik mengalir melalui kawat, elektron hanyut melalui materi. Biasanya kawat akan terlihat bermuatan netral, dengan tidak ada muatan positif atau negatif yang bersih. Sebagai konsekuensi memiliki jumlah yang sama antara (muatan positif) proton dan elektron (muatan negatif ). Namun, jika kita menaruh kabel lain di sampingnya dengan arus DC, maka kabel menarik atau menolak satu sama lain, tergantung pada arah geraknya.
Dengan asumsi arus bergerak ke arah yang sama, elektron dalam kawat pertama melihat elektron dalam kawat kedua sebagai benda bergerak. (Dengan asumsi arus sekitar dengan kekuatan yang sama). Sementara itu, dari sudut pandang elektron, proton di kawat kedua terlihat seperti bergerak. Karena kontraksi relativistik panjang, mereka tampaknya menjadi lebih berdekatan, sehingga ada tambahan muatan lebih positif per panjang kawat dari muatan negatif. Saat muatan menolak, kabel kedua juga menolak.
Arus berlawanan arah menghasilkan daya tarik, karena dari kawat pertama, elektron dalam kawat lain bergerak bersama-sama, membuat muatan negatif bersih. Sementara itu, oleh proton dalam kawat pertama menciptakan muatan positif bersih, dan sebaliknya.
3. Emas
Kebanyakan logam mengkilap karena elektron dalam atom melompat dari tingkat energi atau “orbital” yang berbeda. Beberapa foton (partikel cahaya) yang mengenai logam bisa diserap dan dipancarkan kembali, meskipun pada panjang gelombang yang lebih panjang. Kebanyakan merupakan cahaya tampak.

emas, gambar: mnn.com
Panjang gelombang cahaya menunjukkan bahwa beberapa cahaya tampak yang biasanya hanya akan tercermin akan diserap, dan termasuk cahaya diujung spektrum yaitu biru. Cahaya putih adalah campuran dari semua warna pelangi, tetapi dalam kasus emas, ketika cahaya akan diserap dan dipancarkan kembali panjang gelombang biasanya lebih lama. Itu berarti campuran gelombang cahaya yang kita lihat cenderung memiliki lebih sedikit biru dan ungu di dalamnya. Hal ini membuat emas tampak kekuningan karena cahaya kuning, oranye dan merah yang merupakan cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang dari biru.
Efek relativistik pada elektron emas juga merupakan salah satu alasan bahwa logam tidak menimbulkan korosi atau bereaksi dengan apa pun dengan mudah.
Emas hanya memiliki satuelektrondi kulit terluarnya, tetapimasihtidakreaktifpada kalsiumataulithium. Sebaliknya,elektron dalamemas, menjadi”berat” dari yang seharusnya, semuanya karenalebih dekat keinti atom. Iniberartibahwaelektronterluartidak mungkinberada ditempatdi mana ia dapatbereaksi dengan sesuatu. Hal itumemungkinkan untukberada di antarasesamaelektronyang dekat denganinti.
4. Merkuri adalah Cairan

Merkuri, Raksa
5. TV/Monitor Tabung
Beberapa tahun yang lalu sebagian besar televisi dan monitor memiliki layar tabung sinar katoda. Sebuah tabung sinar katoda bekerja dengan menembakkan elektron pada permukaan fosfor dengan magnet besar.
Televisi Tabung Sinar katoda
6. PLTN dan Supernova
Relativitas adalah salah satu alasan bahwa massa dan energi dapat dikonversi menjadi satu sama lain, seperti bagaimana pembangkit listrik tenaga nuklir bekerja, dan mengapa matahari bersinar. Efek lain yang penting adalah dalam ledakan supernova, yang menandakan kematian bintang masif.
supernova, gambar: pimco.com
Dalam sebuah supernova, lapisan luar dari runtuhnya bintang turun ke inti, dan menciptakan ledakan raksasa menciptakan unsur yang lebih berat dari besi. Bahkan, hampir semua elemen berat kita kenal terdapat dalam supernova.
“Jika relativitas tidak ada, bahkan bintang-bintang yang paling besar akan mengakhiri hidup mereka sebagai bintang kerdil putih, tidak pernah meledak, dan kami tidak akan ada untuk berpikir tentang hal itu.” Kata Moore.
sumber: http://4muda.com/6-penerapan-teori-relativitas-einstein-dalam-kehidupan-sehari-hari/
18.24
Mahasiswa Roda Perubahan Bangsa
Zaara Hikma
No comments
Jakarta, SUARA PEMBANGUNAN. Apa yang terlintas dalam benak kita ketika berbicara tentang "mahasiswa"? Dulu, jika berbicara tentang mahasiswa berarti berbicara tentang perubahan, berbicara tentang perubahan berarti berbicara tentang mahasiswa.
Hal tersebut merupakan hal yang wajar, mengingat berbagai gelar dan status yang disandangkan kepadanya, yaitu sebagai agen perubahan (agent of change), iron stock dan social control.
Mahasiswa sebagai agent of change memiliki artian bahwasanya ia terbuka dengan segala perubahan yang terjadi di tengah masyarakat sekaligus menjadi subjek dan atau objek perubahan itu sendiri. Dengan kata lain mahasiswa adalah aktor dan sutradara dalam sebuah pagelaran bertitelkan perubahan.
Selain itu, mahasiswa pun diharapkan dan menjadi harapan untuk menjadi seorang pemimpin di masa depan yang memiliki kemampuan intelektual, tangguh dan berakhlak mulia. Itulah yang dimaksud mahasiswa sebagai iron stock, sebagai tonggak penentu bangsa.
Peran mahasiswa sebagai agent of change, iron stock, dan social control mengharuskan mahasiswa untuk melek dan peduli dengan lingkungan, sehingga ia akan mudah menyadari segala permasalahan yang ada di tengah masyarakat. Karena bagaimanapun, hanya mahasiswa yang sadar dengan keadaanlah yang mampu dan layak mengusung perubahan.
Sejarah telah mengukirkan banyak cerita tentang bagaimana peran mahasiswa dalam perubahan kondisi bangsa dan negaranya mulai dari zaman kenabian, zaman kolonialisme hingga zaman reformasi.
Di Indonesia pun untuk merubah orde baru menjadi reformasi, menumbangkan rezim Soeharto siapa yang memegang kendali? Tentu mahasiswa. Disamping itu mahasiswa pun memiliki berbagai ilmu yang bisa dijadikan sebagai tonggak intelektual. Dengan ilmu yang dimilikinya, mahasiswa sebenarnya mampu untuk menjadi tonggak masa depan bangsa.
Lain dulu lain sekarang. Kini, ketika berbicara tentang mahasiswa yang terbayang adalah sosok individualis dan self centered yang hanya memikirkan diri pribadi saja.
Boro-boro menjadi aktor perubahan, melek keadaan sekitar pun tidak! Bisa dibilang, mahasiswa telah berubah wujud menjadi sosok autis nan apolitis yang tidak peduli terhadap lingkungan sekitar.
Mahasiswa adalah kaum terpelajar, kaum intelektual. Kaum yang bisa dibilang memiliki intelegensi diatas rata-rata, sehingga dapat memberikan kontribusi positif demi peubahan dan kemajuan di tengah masyarakat.
Lagi-lagi sangat disayangkan, ilmu yang mati-matian dikejar pun, bukan karena tuntunan keilmuannya, bukan pula untuk diaplikasikan dalam kehidupan, tapi semata untuk mengejar-ngejar "nilai dan karir". Sehingga apa yang terjadi? Ilmu hanyalah sebatas angin lalu karena tidak diresapi esensi dari ilmu itu sendiri.
Jika mahasiswa nya saja tidak bisa menjadi tonggak masa depan bangsa, bagaimana jadinya nasib bangsa ini? Ketika mahasiswa mempunyai peran yang lebih yaitu peran intelektual dan tonggak perubahan, seharusnya mahasiswa memfungsikan peran itu.
Sebagai kaum intelektual berarti menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh dan menjadikan menimba ilmu itu sebuah kewajiban dan ibadah kepada Sang Pencipta. ketika sebagai tonggak perubahan artinya mahasiswa harus peduli dengan lingkungan sekitar dan mampu untuk melakukan perubahan ditengah-tengah umat.
Karena sesungguhnya umat saat ini membutuhkan mutiara-mutiaranya untuk bisa menerangi mereka dalam kegelapan. Siapa mutiara-mutiara umat itu? Mahasiswa!
Perubahan apa yang seharusnya layak diusung oleh mahasiswa. Ingat mahasiswa juga manusia. Itu artinya mahasiswa pun adalah makhluk dari Sang Kholik yang mempunyai peran juga sebagai hamba-Nya untuk melakukan setiap perbuatan sesuai dengan perintah Pencipta-Nya.
Islam adalah agama yang sempurna yang mengatur seluruh sendi kehidupan. Namun saat ini kesempurnaan islam tidak bisa dirasakan karena tidak diterapkannya islam dalam kehidupan. Sehingga yang terjadi hanyalah kerusakan. Oleh karena itu perubahan yang seharusnya diusung mahasiswa adalah mengembalikan kehidupan islam untuk bisa dirasakan oleh masyarakat.
Ketika islam diterapkan bukan dirasakan efek sampingnya saja seperti kesejahteraan, perdamaian dan lain sebagainya namun konsekuensi keimanan kita kepada Allah untuk bisa terikat dengan hukum Allah. Jika kita benar-benar mengaku beriman kepada Allah, apakah kita pantas untuk melanggar semua perintah-Nya dengan cara meninggalkan islam dalam kehidupan? Dimanakah letak keima nan kita?
Ketika kita mengusung perubahan ke arah islam, ini artinya kita pun harus mengetahui islam lebih dalam dengan senantiasa mengkaji islam. Dan kita bisa menemukan bahwasanya islam bukanlah hanya mengatur hubungan kita kepada Allah saja seperti shalat, puasa, zakat dan naik haji namun islam adalah solusi kehidupan yang bisa menjawab permasalahan manusia dengan tepat dan tuntas.
Mahasiswa pun harus memiliki identitas, yakni dengan memegang teguh islam. Perubahan akan menjadi jelas jika perubahan yang diusung adalah perubahan ke arah islam. Oleh karena itu yang pantas untuk dijadikan sebagai perubahan bukan perubahan yang ecek-ecek tapi perubahan untuk mengembalikan kembali kehidupan islam di tengah-tengah masyarakat.
Karena itu adalah bukti ketundukan kita kepada Allah. Siapa yang bisa menjadi mutiara-mutiara umat, pengusung perubahan? Jawabannya tentu KITA, MAHASISWA.
http://www.suarapembangunan.net
Langganan:
Postingan (Atom)